Tidak semua warga Cianjur pernah mengunjungi Pantai Jayanti, tapi
kalo ditanya pernah ke Bali atau Pangandaran pasti hampir semua orang
pernah atau tahu tentang Pantai Pangandaran. Ironis memang, Warga
Cianjur tidak mengetahui banyak tentang Aset-aset wisata yang sebenarnya
tidak kalah indah dan menarik dibanding daerah lain. Banyak alasan
memang dan itu semata-mata bukan karena masyarakat tidak mau ikut bangga
memiliki Pantai Jayanti.
Saya pribadi ikut mengalami bagaimana suka dukanya naik motor
hujan-hujanan menuju ke Pantai Jayanti dengan medan jalan yang bisa
dibilang akan menjadi hambatan untuk bisa FUN dalam perjalan.
Jarak yang cukup jauh memang seringkali menjadi alasan
utama, selain itu akses transportasi dan jalan juga tidak lepas dari
pertimbangan Warga Cianjur untuk berkunjung ke Wisata Pantai Jayanti
ini.
Keberadaan Pantai Jayanti memang belum sepopuler Pangandaran, Ciamis,
atau Pelabuhanratu, Sukabumi. Tapi panorama alamnya, tak kalah dengan
dua obyek wisata tersebut. Itulah Pantai Jayanti di Desa Cidamar,
Kecamatan Cidaun, Cianjur selatan, Jawa Barat, sekitar 143 km arah
selatan dari pusat Kota Cianjur.
Pantai Jayanti yang baru ditata tahun 80-an dan dikenal sebagai obyek
wisata sepuluh tahun kemudian, memang belum mampu menandingi
kepopuleran Pangandaran dan Pelabuhanratu yang sudah berkembang puluhan
tahun lebih dulu.
Yahya (46), warga Kota Cianjur mengatakan, kalau terus ditata,
Jayanti akan semakin ramai dikunjungi wisatawan. “Saya dan keluarga
senang berlibur ke sini, karena selain pemandangannya cukup indah dan
bisa menikmati gurihnya ikan bakar, juga udaranya masih sangat
bersih,”katanya.
Jayanti memang masih terbebas dari polusi apa pun, apalagi polusi
udara atau pencemaran air. Pemukiman penduduk saja belum terlalu banyak.
Kecuali barangkali adanya bau anyir ikan, dan ini sebetulnya aroma khas
sebuah objek wisata yang sekaligus merupakan sebuah pelabuhan nelayan.
Di sana terdapat bangunan Tempat Pelelangan Ikan (TPI), serta di
depannya terdapat kios-kios pengecer ikan dan kios jajanan lain serta
warung nasi yang dapat menyediakan ikan bakar sesuai pesanan.
Kondisi pantainya sendiri terbangun atas pasir laut di sebelah kanan
dan batu-batu karang di sebelah kiri. Ombak samudera bergulung-gulung,
lalu berdebur menerpa batu-batu karang.
Beberapa puluh meter dari pantai terdapat pelataran parkir cukup
luas. Hanya beberapa puluh meter pula terdapat beberapa penginapan milik
swasta. Tarifnya relatif murah, rata-rata Rp 75 ribu per malam.
pemerintah Kabupaten (Pemkab) Cianjur terus menata Jayanti melalui
dua dinas terkait, Dinas Perhubungan Pariwisata (Dishubpar) dan Dinas
Peternakan Perikanan (Disperik).
Dishubpar misalnya, melakukan penataan agar Jayanti bisa menjadi
obyek wisata pantai yang semakin nyaman, antara lain menanam popon-pohon
pelindung sekaligus peneduh, membangun kios untuk para pedagang
setempat serta merelokasi warung-rumah (warung yang sekaligus dijadikan
tempak tinggal) ke tempat yang lebih pantas tapi masih dalam areal
Jayanti.
Sedangkan penataan yang dilakukan Disperik antara lain membangun TPI
dan dermaga sepanjang lebih-kurang 200 meter. Pembangunan dermaga ini
merupakan proyek awal dari rencana pengembangan Jayanti sebagai
pelabuhan setingkat Palabuanratu, sehingga nantinya Jayanti menjadi
obyek wisata pantai yang refresentatif.
Pantai Jayanti bisa ditempuh dari Kota Cianjur dan Bandung melalui
dua ruas jalan, yakni ruas jalan Kota Cianjur-Sindangbarang-Cidaun dan
Bandung-Ciwidey-Naringgul-Cidaun.
Tapi untuk menuju Jayanti melalui ruas jalan Bandung-Naringgul-Cidaun
yang berkelok-kelok dan naik-turun, lebih baik menggunakan kendaraan
pribadi karena angkutan umum dari bandung hanya sampai di Balegede.
Kecuali pengunjung mencarter angkutan umum bisa sampai ke Pantai
Jayanti.
Karena itu wisatawan yang datang ke Jayanti umumnya menempuh
perjalanan dari Kota Cianjur. Di Kota Tauco ini, tepatnya di Terminal
Pasirhayam, cukup tersedia angkutan umum berupa bus dan Elf yang
langsung menuju Cidaun dengan waktu tempuh sekitar 4 jam. Dari sini,
sejauh 8 km, naik ojek sampai Jayanti.
0 opmerkings:
Plaas 'n opmerking